Muhasabah (renungan diri) ini kami petik dari kitab “Lautan Air Mata” karangan Ibnul Jauzy sebagai renungan untuk mengintrospeksi serta memperbaiki diri dalam rangka berjalan menuju Allah SWT, diantaranya :
1. Wahai tawanan dunia, budak nafsu, tempat segala dosa, gudang semua kesalahan, ingat apa yang telah engkau lakukan, waspada dan takutlah terhadap Tuhanmu yang mengetahui hatimu lalu ia tak memperdulikanmu. Engkau akan diusir dari hadapan-Nya, dijauhkan dari sisi-Nya dan dihalangi menemui para kekasih-Nya. Hingga engkau tidak mendapatkan perhatian dan terkungkung oleh kerugian.
2. Wahai budak kejahatan, betapa sering engkau bermaksiat lalu ditutupi, betapa banyak engkau merusak pintu larangan lalu diperbaiki, betapa sering matamu digugah supaya takut dengan azab tapi tidak pernah menetes, berkali-kali dimohonkan padamu untuk menjalin hubungan dengan melakukan keta’atan tapi engkau lari dan menjauh, berapa banyak nikmat yang dilimpahkan padamu tapi engkau tidak mensyukuri, engkau telah ditipu oleh dunia dan godaan nafsu sedang engkau tidak mendengar dan tidak melihat. Allah tundukkan alam kepadamu tapi kau malah ingkar. Dan engkau meminta menetap di dunia padahal dunia hanyalah jembatan bagi mereka yang lewat.
3. Saudaraku, sampai kapankah kamu menunda-nunda amalan? Sampai kapankah kamu menambahkan impian? Sampai kapankah kamu terperdaya oleh kesempatan yang diberikan? Dan sampai kapankah kamu tidak mengingat datangnya kematian ? Semua hasil usaha kamu hanyalah untuk tanah, apa yang dibangun semua akan hancur, segala yang kamu kumpulkan akan pergi, dan seluruh amalan kamu tertulis dalam satu kitab yang disiapkan untuk hari perhitungan.
4. Saudaraku, berapa harikah yang telah engkau habiskan untuk mengulang-ulangi kata “nanti”, betapa banyak waktu yang kau sia-siakan dengan melalaikan kewajibanmu, dan betapa banyak telinga yang sempurna pendengarannya tapi tidak dapat digetarkan oleh peringatan dan ancaman.
5. Saudaraku, tidak ada yang menukar keabadian dengan kefanaan kecuali akan merugi. Sahabat ketakwaan adalah sahabat yang jujur dan sahabat kemaksiatan adalah sahabat yang khianat. Mahar untuk akhirat sangat kecil, cukup hati yang ikhlas, dan lidah yang selalu berzikir.
6. Wahai sang tawanan dalam cengkraman kelengahan, wahai yang menggelepar karena mabuk oleh umur yang diberikan, wahai pengingkar janji, perhatikanlah dengan siapa engkau telah mengikat perjanjian di zaman azali (alam ruh), sebagian besar umur telah berlalu, sedang engkau selalu mencari-cari alasan. Wahai orang yang diseru untuk keselamatannya tapi ia lamban menanggapinya. Mengapa engkau lengah, sedangkan maut telah mendekat, seakan-akan engkau meremehkan air mata yang mengalir disaat kematian.
7. Wahai saudaraku, waspadalah terhadap kelalaian, karena tidurnya orang-orang yang lalai adalah sangat lelap, singsingkanlah lengan bajumu demi akhirat, karena dunia hanyalah tempat persinggahan, dan dalam melaluinya kita dibebani kewajiban.
8. Saudaraku, dunia adalah racun pembunuh, sedangkan jiwa lengah terhadap tipuannya. Betapa banyak pandangan yang mendatangkan kenikmatan di dunia sedangkan akibatnya demikian pahit dirasakan di akhirat. Wahai anak cucu Adam, hatimu sangat lemah, akalmu sangat picik, padahal matamu demikian liar, lidahmu memetik dosa dan ragamu bersusah payah mengumpulkan sesuatu yang akan binasa. Berapa banyak pandangan yang dianggap remeh telah menjadikan kaki terpeleset dari kebenaran.
9. Saudaraku, jika Tuhanmu mengusirmu dari hadapan-Nya, maka kemanakah engkau akan kembali dan jalan manakah yang akan engkau tempuh, serta arah mana yang akan engkau tuju? Berbaktilah kepada Tuhanmu. Mudah-mudahan hal itu akan membuahkan hasil bagimu untuk kembali.
10. Saudaraku, perjalanan itu telah ditetapkan untuk kita. Tahun-tahun yang dilalui adalah tempat-tempat persinggahan, bulan-bulan adalah fase-fasenya, hari-hari adalah jaraknya, dan napas adalah langkah-langkahnya, maksiat sebagai penyamun, keberuntungan adalah surga dan kerugian adalah neraka. Kita diciptakan melalui enam masa perjalanan sebelum mencapai tempat kedamaian. Pertama, perjalanan dari tanah menuju air mani. Kedua, dari tulang sulbi menuju rahim. Ketiga, dari rahim ke atas dunia. Keempat, dari permukaan bumi ke liang kubur. Kelima, dari kubur ke tempat hisab (perhitungan). Keenam, perjalanan dari tempat hisab menuju ke tempat tinggal abadi (neraka atau surga). Saat ini kita telah menyelesaikan setengah perjalanan namun yang tersisa jauh lebih sulit dibanding perjalanan sebelumnya.
11. Wahai yang bila ditimpa kesulitan menjadi kalap, serahkan pengaturan hidupmu pada-Nya, niscaya engkau akan tenang. Engkau senantiasa mengeluh dan mengaduh sedangkan engkau sebelumnya telah melupakan pekerjaan yang besar. Jika engkau kembali pada-Nya dengan sepenuh hati, akan dipercepat untukmu jalan keluar dari masalah yang engkau hadapi.
12. Saudaraku, waspadalah terhadap dunia, sesungguhnya rantai kehidupan di dunia akan berakhir, dan cukuplah bagimu sesuap nasi di dunia ini, dan ketahuilah bahwa engkau akan mati.
13. Wahai orang-orang yang bertaubat, marilah kita menangisi segala dosa, ini adalah tempat menumpahkan segala kesedihan, marilah kita mencurahkan air mata dan mengadukan derita karena diabaikan. Semoga masa-masa kemesraan akan kembali seperti sedia kala. Wahai orang-orang yang tersesat di lembah kelalaian, wahai orang-orang yang kebingungan di lembah larangan, siangmu mencari dunia dan malammu dibuai mimpi, ini adalah kerugian yang nyata jika masa muda telah pergi sedang anda belum mendapat keuntungan maka masa tua akan lebih menderita kerugian. Impianmu demikian panjang padahal mungkin telah disiapkan bagimu kain kafan.
14. Berdirilah di tepi pertaubatan, karena luatan kemaksiatan adalah taufan. Engkau biarkan tunas muda hingga layu oleh maksiat pada sang Pengasih. Dan setelah masa tua menjelang, engkau menyesali apa yang telah engkau lakukan. Jika engkau tidak didampingi taufiq-Nya maka engkau akan berada di lingkaran mereka yang tak mendapat kebaikan.
15. Wahai orang yang umurnya semakin melaju, masa yang telah berlalu tidak akan kembali kepadamu, peringatan demi peringatan telah memperdengarkan nasehat dan petunjuknya kepadamu, ubanpun telah mengabarkan bahwa engkau sedang menuju kematian dan akan diratapi orang. Inilah saatnya untuk kembali kepada Allah SWT, beristighfarlah (memohon ampunlah) dan angkatlah diri dari lembah dosa dan kenistaan. “ Barangsiapa yang telah berusia empat puluh tahun sedang kebaikannya belum mengalahkan keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap untuk masuk neraka “.