Hadits-Hadits tentang Majelis Zikir, diantaranya :
1. Diterima dari Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Jika kamu lewat ditaman-taman surga, hendaklah kamu ikut bercengkrama !” Tanya sahabat :
“Apakah itu taman-taman surga ya Rasulullah ?” Rasulullah menjawab : “Ialah lingkaran-lingkaran (halaqah) zikir, karena Allah Ta’ala mempunyai rombongan pengelana dari para Malaikat yang mencari-cari lingkaran zikir. Maka jika ketemu dengannya, mereka akan duduk mengelilinginya”.
2. Diceritakan :“Rasulullah SAW pergi mendapatkan satu lingkaran dari sahabat-sahabatnya, tanyanya : “Kenapa kamu duduk di sini ?” Ujar mereka : “Maksud kami duduk di sini ialah untuk zikir kepada Allah Ta’ala dan memuji-Nya atas petunjuk dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan menganut agama Islam.” Sabda Nabi SAW : “Demi Allah, tak salah sekali-kali ! Tuan-tuan duduk hanyalah untuk itu ! Dan saya tidaklah minta tuan-tuan bersumpah karena menaruh curiga kepada tuan-tuan, tetapi sebetulnya Jibril telah datang dan menyampaikan bahwa Allah Ta’ala telah membanggakan tuan-tuan terhadap Malaikat.” ( H.R. Muslim dari Mu’awiyah ).
3. Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada suatu kaumpun yang duduk berzikir kepada Allah Ta’ala kecuali mereka akan dikelilingi oleh para Malaikat, akan diliputi rahmat, akan beroleh ketenangan, dan akan disebut-sebut oleh Allah kepada siapa-siapa yang berada didekat-Nya.” (H.R. Muslim dari Abu Sa’id Khudri dan Abu Hurairoh r.a)
Adab-Adab Zikir
Orang yang berzikir hendaknya memperhatikan tatakrama atau adab dengan sebaik-baiknya lahir maupun batin.
Adab-adab zikir secara lahir adalah sebagai berikut :
a. Seyogianya seseorang yang berzikir itu hendaknya berkelakuan yang baik. Jika ia dalam duduk hendaknya ia menghadap kiblat dengan sikap khusyu’, menghina kan diri kepada Allah, tenang dan menundukkan kepala.
b. Tempat berzikir itu harus suci dan bersih terlepas dari segala yang membimbangkan perasaan.
c. Hendaknya orang yang berdzikir itu membersihkan mulutnya sebelum ia mulai berdzikir.
Namun secara umum dibolehkan kita berdzikir dari segala keadaan sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an : “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali Imran : 191)
Dan Firman Allah : “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (Q.S. An-Nisaa’:103)
Dari dua ayat Al-Qur’an tersebut maka kita dibolehkan untuk berzikir dalam segala keadaan yakni baik dikala kita sedang duduk, sedang berdiri dan sedang berjalan. Hanya dalam beberapa hal saja yang tidak disukai untuk berzikir yaitu dikala sedang di WC, sedang berjima’, sedang mendengarkan khutbah dan sedang dalam keadaan sangat mengantuk.
Sedangkan adab-adab zikir secara batin adalah :
Seseorang yang berzikir hendaknya ia menghadirkan hatinya dan menghayati makna zikir itu dikala lidahnya menyebut kalimah zikir. Dengan demikian orang yang berzikir tetapi hatinya lalai dan tidak menghayati makna dari zikirnya itu, maka ia tidak akan merasakan lezatnya zikrullah, sehingga zikirnya tidak berbekas dalam kehidupannya. Maka harus diperhatikan dengan sebenar-benarnya adab zikir secara batin ini, supaya zikirnya bermanpaat dalam kehidupan dan memberikan ketenangan dan kedamaian dalam hati serta membersihkannya dari segala kotoran, sehingga hati dan ruhaninya menjadi hidup dan selalu dekat dengan Allah SWT.