Jauhilah Prasangka

Kita tahu bahwasanya …. Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati [af’idah], agar kamu bersyukur…. QS.[66]:78

Sejak dilahirkan ke muka bumi ini, manusia mulai mengembangkan segala bekal yang dimilikinya. Yang paling mudah untuk dikenali adalah apa-apa yang ada di raganya, salah satunya adalah ‘pikiran‘, yang menghubungkan manusia dengan segala yang ada di Alam Lahiriyyah …. sejak saat itu pula manusia belajar menggunakan ‘pikiran’-nya, dan sejak saat itu pula ‘pikiran’ beranjak mendominasi fungsi qalb. Dan manusia cenderung untuk selalu mengedepankan kemampuan ‘pikiran’, akibatnya kemampuan ‘qalb’ menjadi semakin jarang digunakan.

KEMAMPUAN PIKIRAN

Pikiran adalah bagian dari Alam Lahiriyah ini, ia tidak bisa menjangkau alam-alam lainnya yang lebih tinggi statusnya, ia tidak mampu menjangkau al haqq, kebenaran yang hakiki. ‘Pikiran’ bahkan juga tidak mampu menjangkau sesuatu yang ada dalam diri manusia lain. Untuk wilayah-wilayah yang seperti itu, ‘pikiran’ hanya membuat dugaan, membuat persangkaan. Ketika itulah manusia berada titik rawan, ia mudah tertipu, termanipulasi oleh ‘pikiran’-nya sendiri, bisa memprasangkai adanya sesuatu yang bahkan sebenarnya tidak pernah ada. Ditambah lagi dengan tergesa-gesa menyimpulkan, ……. lengkaplah sudah.

Sebuah kisah yang tragis, berawal dari sebuah persangkaan buruk seorang anak kepada ayahnya sendiri. Naudzubillaahi min dzalika.

PRASANGKA SEORANG ANAK TERHADAP KASIH AYAHNYA

Seorang pemuda sebentar lagi akan di-wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir jerih payah-nya selama beberapa tahun di bangku pendidikan. Beberapa bulan sebelumnya dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Peugeot.
Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Ia sangat yakin, karena ia adalah anak satu-satunya dan ayahnya sangat menyayanginya. Iapun berangan-angan mengendarai mobil itu dan bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua angan-angannya itu telah ia ceritakan kepada teman-temannya.

uhm, sport car huh..

Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti menuju ke ayahnya.

Sang ayah tersenyum dan dengan berlinang air mata karena terharu ia mengungkapkan betapa ia bangga akan anaknya, dan betapa ia mencintai anaknya itu. Lalu ia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,… bukan sebuah kunci mobil !

Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Di dalam bingkisan itu ia menemukan sebuah Kitab Suci yang bersampulkan kulit asli, dan di kulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas.

Pemuda itu menjadi marah dan dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Aahh… Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang yang Ayah miliki Ayah belikan Kitab ini sebagai hadiah untuk kelulusanku ?"
Lalu dia lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri mematung ditonton puluhan pasang mata yang hadir saat itu.

Tahun demi tahun berlalu, dengan otaknya yang cemerlang sang anak berhasil menjadi seorang yang terpandang. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dengan istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas.

Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkannya dan tak pernah menghubunginya. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan betapa kasihnya ia pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan belum bisa memaafkannya.

Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu.
Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah, kemudian bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal disitu.

Dia merasa sangat menyesal telah bersikap buruk kepada ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu….. Dan ketika dia membuka lemari besi ayahnya, dia menemukan Kitab Suci itu,masih terbungkus dengan kertas yang sama, sama seperti bertahun-tahun yang lalu.

Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Kitab Suci itu, dan mulai membuka halamannya.
Di halaman pertama Kitab Suci itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, "Terima kasih Tuhan, Engkau berikan anak yang baik kepada manusia yang hina ini … "

Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Kitab Suci itu. Dia memungutnya,…. sebuah kunci mobil ! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama toko, sama dengan toko mobil sport yang dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman terakhir Kitab Suci itu, dan menemukan di situ STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil dengan tanggal tepat sehari sebelum hari wisudanya.

Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok kedalam.

Bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus joknya, di atas dasbornya ada sebuah foto, foto ayahnya yang tersenyum bangga. Mendadak kakinya lunglai, ia terduduk di samping mobil, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa sesal yang tak mungkin terobati ……..

PERINGATAN DALAM AL QURAN

Pikiran hanya mampu sebatas membuat persangkaan, ia tidak akan pernah mampu untuk menggapai al-haqq [kebenaran], sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai al haqq…QS.[10]:36 ….Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka …QS.[6]:116 … Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap al haqq..QS.[53]:28 …. dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa…QS.48]:12 … Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa..QS.[17]:11.
 

Panji Rasulullah Copyright © 2008-2009 | Edited By : Copyright Tanpa Nama