Wasiat Syech Abdul Qodir jaelani

Hati [qalb] -mu adalah sebuah cermin yang berkilau. Engkau harus membersihkannya dari debu dan kotoran yang telah terkumpul dan melekat di permukaannya karena sesungguhnya ia ditakdirkan untuk memantulkan cahaya ‘Rahasia-Rahasia Ilaahiyyah’.

Manakala cahaya dari … Allah (Yang) adalah cahaya petala langit dan bumi … mulai menerpa seluruh bagian dari hati-mu, pelita hatimu akan mulai menyala. Pelita hati itu … berada di dalam kaca [az-zujajah], dan kaca itu seakan-akan kaukabun [1] yang berkilau …

Selanjutnya di dalam hati-mu itu, sambaran-sambaran petir dan kilat Pengetahuan Ilahiyyah akan dimulai. Sambaran-sambaran ini datang dari awan-awan yang mengandung hujan sebagai makna dari … yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat … dan menerangi pohon pemahaman, cahayanya sangat murni, jernih dan … menerangi walaupun tidak disentuh api [2].

Selanjutnya pelita di hati-mu itu akan menyala dengan sendirinya karena apakah mungkin ada sesuatu yang akan tetap tidak menyala manakala Cahaya dari Rahasia-Rahasia Allah Ta’ala telah menerpanya.

Hanya jika cahaya Rahasia Ilaahiyyah telah menerpanya, kegelapan malam dari Rahasia-Rahasia akan diterangi oleh ribuan bintang yang berkilau … dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk [3] … Bukan bintang itu yang memandu perjalanan melainkan Cahaya itu lah yang memandu. Sebagaimana … Allah telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang [4]… Manakala Pelita Rahasia Ilaahiyyah telah menyala di dalam jiwa mu maka yang selebihnya akan datang, apakah kesemuanya datang secara bersama atau sedikit demi sedikit. Sebagiannya ada yang telah kalian mengerti dan sedangkan yang belum kalian mengerti akan dijelaskan disini.

Bacalah, perhatikanlah, cobalah untuk mengerti.

Kegelapan langitmu oleh sebab ketiadaan pengetahuanmu akan sirna dengan adanya ‘Kehadiran Ilaahiyyah’ dan kedamaian dan keindahan cahaya purnama, yang terbit dari ufuk dan menyalakan … cahaya di atas cahaya [5], merayap di langit mengikuti garis-edarnya sebagaimana yang telah Allah Ta’ala tetapkan [6], sampai kepada puncak kejayaannya di tengah-tengah langit, membubarkan segala kemalasan dan ketidakacuhan. … (Aku bersumpah) demi malam apabila telah sunyi [7] … demi waktu matahari sepenggalah naik [8] … gelapnya malam akibat dari keterlenaanmu akan segera berganti dengan siang hari yang cerah.

Selanjutnya engkau akan menghirup harumnya kesadaran dan pengetahuan akan Allah Ta’ala dan bermohon ampun di waktu sahur [9] atas keterlenaanmu selama ini dan menyesali hidupmu yang telah engkau lalui hanya dengan terlena yang seperti tertidur. Engkau juga akan menikmati lantunan kidung pagi hari dan mendengar mereka mendendangkan:

Mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar [10]….. Allah membimbing kepada Cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki [11]

Selanjutnya dari kaki-langit ‘Pengetahuan Ilahiyyah’ engkau akan menemukan matahari hikmah yang mulai terbit. Dan itu adalah matahari untukmu sebab engkau adalah yang dipilih dan … ditunjuki (oleh) Allah dan engkau … berada di jalan yang benar dan bukan termasuk golongan orang-orang … yang dibiarkan-Nya sesat [12].

Selanjutnya engkau akan memahami rahasia bahwa:

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya [13]

Sampai akhirnya, belenggu yang membelitmu akan terurai sebagaimana … Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu [14] dan kerak-kerak dirimu akan luruh, kepompong yang melingkupimu akan tersingkap untuk menampilkan kehalusan yang selama ini tersembunyi di balik jasadmu; selanjutnya kebenaran sejati [al-haqq] akan menampakkan wajahnya.

Awal dari semuanya ini adalah saat dimana cermin hatimu telah terbersihkan. Cahaya dari ‘Rahasia-Rahasia Ilaahiyyah’ akan menerpanya, sejalan dengan kemauanmu, dan sejalan dengan permohonanmu kepada-Nya karena bersumber hanya dari Dia Ta’ala semata, jika dan hanya jika engkau bersama-Nya.
 

Panji Rasulullah Copyright © 2008-2009 | Edited By : Copyright Tanpa Nama