Dari banyak ulasan mengenai syukur oleh para alim ulama billah (semoga Allah meridhoi mereka semua..), yang dapat kita amalkan. Dari banyaknya ulasan2 yang telah dipaparkan oleh para alim ulama billah, saya akan mencoba menyederhanakan dengan bahasa yang simple sehingga kita dapat menerima dan menggugah KESADARAN BATIN kita.. Amin Ya Robb..
Sebetulnya Syukur dan Sabar adalah seperti saudara kembar. Tetapi kita kebanyakan menyimpulkan bahwa syukur itu indentik dengan menyikapi anugerah dan sabar itu indentik dengan menyikapi musibah.
Biar jelas saya mencoba menjelaskan Hakikat Syukur dahulu.
STOP DULU !!!, sebelum baca ini kalau bisa dalam keadaan jaga wudhu ya.. dan dalam keadaan hati tenang serta ya penting sudah sholat wajib dulu (biar nggak buru2 bacanya). Baru deh.. monggo dibaca....
S Y U K U R
Hakikat Syukur adalah MERASA TIDAK BERDAYA..
Kok singkat banget ya...
Memang begitu.. Saya contohkan ya, misalnya kita sangaaa..t lapar banget. Uang tidak ada, beras tidak ada, pokoknya tidak ada yang dapat ditukar dengan makanan, lalu ada seorang yang memberi kita sepiring nasi hanya dengan lauk tempe.
Dapat kita bayangkan betapa berterimakasihnya kita kepada orang yang memberi nasi dan lauk tersebut, bahkan untuk mengucapkan kata 'terimakasih' saja kita nggak bisa, lidah keluh, terharu, wah pokoknya saat itu perasaan kita sama yang memberi makanan tsb sangat LUAR BIASA terimakasihnya.
Begitu juga dengan rasa syukur pada diri kita akan muncul dengan sendirinya apabila kita menyadari bahwa kita sebagai hamba sangat-sangat lemah, tidak berdaya tanpa pertolongan dari ALLAH. Jangankan mau melakukan kebajikan, niat didalam hati saja kalau tidak Allah lintaskan dalam hati kita, tidak akan ada niat berbuat bajik.
" Sesungguhnya Allah ilhamkan dalam hati manusia kebajikan dan kejahatan "
Sungguh.. Kalau kita menyadari ketidakberdayaan kita sebagai hamba, atsar yang muncul dihati kita sbb :
1. Si hamba akan SELALU MERASAKAN KELEMBUTAN ILAHIYAH.
2. Si hamba selalu merasakan pertolongan Allah dalam setiap gerak dan diamnya
3. Si hamba selalu merasakan kehadiran Allah didalam hatinya.
Makanya Rasul mengajarkan , apabila kita mau melakukan sebuah kebajikan, disarankan selalu membaca BISMILLAH..
BISMILLAH kebanyakan ulama salaf ( benar-benar salaf (dahulu)...bukan aliran salafi yang sekarang, itu mah baru...), menafsirkan BERSAMA NAMA ALLAH - lah sehingga segala sesuatu dapat terwujud. Allah adalah nama yang ter agung dari seluruh nama-nama Allah atau disebut dengan Ismu al Adzom, dimana segala nama-nama (al asma ul husnah) dan sifat-sifat NYA bergantung kepada nama 'ALLAH' tersebut.
Misal :
1. Dengan nama Allah al Hadi ( yg memberi petunjuk ) sehingga seorang hamba dapat memberi petujuk kepada manusia yang keliru,
2. Dengan nama Allah Al Rozaq (yg memberi rejeki) si hamba dapat memberikan suatu rijeki kepada yang membutuhkan, dst...
Dengan menjiwa BISMILLAH, maka sihamba menyadari ketidak berdayaannya, sehingga rasa syukurnya muncul sebelum si hamba mengucap ALHAMDULILLAH.....
Jadi syukur itu rasa ketidakberdayaan hamba, sehingga yang dirasakan hanya pertolongan Ilahiyah selalu dalam setiap gerak dan diamnya sehingga puncaknya si hamba ini mengucap : ALHAMDULILLAH.. ( segala puji bagi ALLAH ).
Ya ! memang hanya Allah yang pantas dipuji dari segala kebajikan yg telah si hamba lakukan karena hakikatnya kabajikan si hamba adalah AF'AL ALLAH yang bersumber dari Nama dan SifatNYA yang nama dan sifatNYA ada karena KEBERADAAN DZAT-NYA. Pahami ini...!!!
Bahkan nih, sesungguhnya kita harus menyertai rasa syukur yang muncul dari hati kita dengan rasa syukur bahwa Allah telah menganugerahkan rasa syukur dalam hati kita.
Itu yang disebut SYUKUR DIATAS SYUKUR...
Seperti kisah seorang sufi yang mendapatkan anugerah dari Allah, dan si sufi ini berusaha bersyukur kepada Allah tetapi rasa syukur itu tidak muncul dari dalam hatinya sehingga si sufi tersebut bermunajat :
" Ya Allah, Ya Rabb, maaf kan hambaMU yang hina ini. ENGKAU memerintahkan kepada manusia untuk bersyukur atas anugerahMU, tai Ya Rabb, bagaimana aku bisa bersyukur sedangkan rasa Syukur itu adalah milikMU yang ENGKAU anugerahkan kepada hambaMU ? "
Lalu Allah menjawab dalam hati si sufi tanpa huruf-huruf, tanpa kata-kata :
" Wahai hambaKU, engkau telah bersyukur kepadaKU dengan kesadaran dirimu atas ketidakberdayaan diri mu untuk bersyukur kepadaKU "
Semoga bermanfaat ulasan yang singkat ini.. maaf jika ada kekeliruan.
Tetap istiqomah dalam perjalan menuju kepadaNYA...