Tujuan Martabat Alam Insan

Ada pun tujuan utama pengkajian dan keyakinan Martabat Alam Insan ini bertujuan
memahami dan memegang satu keyakinan Mutlak bahwa diri kita ini sebenarnya
bukanlah diri kita , tetapi kembalikan semula asalnya Tuhan.

Dengan kata lain untuk memperluas penelitian, kita juga dapat mengetahui pada
hakikatnya dari mana asal mula diri kita sebenarnya sampai kita zahir di alam maya ini.
Dalam pada itu dapat pula kita mengetahui pada hakikatnya kemana diri kita harus
kembali dan apakah tujuan sebenar diri kita di lahirkan.

Dalam memperkatakan Martabat Alam Insan dengan memahami Martabat Alam Insan
ini, maka sudah pastilah kita dapat mengetahui bahwa diri kita ini adalah sifatnya Allah
Taala semata-mata. Diri sifat yang di tajallikan bagi menyatakan Zat Sendiri yakni pada
Alam Saghir dan Alam Kabir. Dan Allah Taala Memuji dirinya dengan Asma'Nya
Sendiri dan Allah Taala menguji dirinya sendiri dengan Afa'alNya Sendiri.

Dalam memeperkatakan Martabat Alam Insan kita memperkatakan diri kita sendiri. Diri
kita dari Sifat Tuhan yang berasal dari Qaibull-Quyyub (Martabat Ahdah) yaitu pada
martabat Zat hingga zahir kita bersifat dengan sifat bangsa Muhammad. Karena itu ada
atau pula kita ini bukan sekali-kali diri kita, tetapi sebenarnya diri kita ini adalah laporan
kepada diri Tuhan semesta alam semata-mata.

Seperti FirmanNya :
"Innalillahi wainna ilaihi RAJI'UN"
Yang berarti; "Sesungguhnya diri mu itu Allah (Tuhan Asal Diri Mu) dan hendaklah
kamu pulang menjadi Tuhan kembali".
atau pun berarti: "Sesungguhnya kita milik Allah dan kepadaNya kita dikembalikan"



Setelah mengetahui dan memahami secara jelas lagi terang bahwa asal kita ini adalah
Tuhan pada Martabat Ahdah dan Nyatanya kita sebagai Sifatnya pada Martabat Alam
Insan dan pada Alam Insan inilah kita memulai langkah untuk mensucikan sifat diri kita
ini pada martabat Sifat kepada Martabat Tuhan kembali yaitu asal mula diri kita sendiri
atau Martabat Zat.

Sesungguhnya Allah SWT diri kita pada Martabat Ahdah menyatakan diri dengan
Sifatnya Sendiri dan memuji Zat Sendiri dengan AsmaNya Sendiri serta menguji Sifatnya
dengan Afa'alNya Sendiri. Sesungguhnya tiada sesuatu sebenarnya pada diri kita kecuali
diri Sifat Allah, Tuhan semata-mata.

PROSES mengembalikan DIRI
Dalam proses menyucikan diri dan mengembalikan rahasia kepada Tuan Empunya
Rahsia, maka manusia itu semestinya mempertingkatkan kesuciannya sampai ke tingkat
asal kejadian rahasia Allah Taala.
Manusia ini sebenarnya harus menjelajahi dan dalam dari Alam Insan pada nafsu Amarah
ke Martabat Zat yaitu nafsu Kamaliah yaitu makam "Izzatul-Ahdah". Lantaran itulah
tugas manusia semestinya mengenal hakikat diri ini lalu balik untuk mengembalikan
amanah Allah SWT tersebut sebagaimana mula proses penerimaan amanahnya pada
peringkat awalnya.
Sesunggunya Allah dalam mengenalkan diri melalui lidah dan hati manusia, maka Dia
telah mentajallikan dirinya menjadi rahasia kepada diri manusia. Sebagaimana

diperkatakan dalam hadis Qudsi;
"AL INSANUL SIRRUHU WA ANA SIRRUHU"
Maksudnya; "Manusia itu adalah rahsiaKu dan aku adalah rahasia manusia itu sendiri".
martabat TUJUH (PENGUJUDAN)
Tentang martabat pengujudan diri rahasia Allah SWT atau dikenal juga Martabat Tujuh
itu terbagi ia kepada 7 Alam;
Ke tujuh-tujuh martabat atau alam ini terkandung ia di dalam surah-Al Ikhlas ..

Qulhuwallahu Ahad - Ahdah
Allahushomad - Wahdah
Lamyalidd - Wahdiah
Walamyuladd - Alam Roh (Alam Malakut)
Walamyakullahu - Alam Mithal (Alam Bapa)
Kuffuan - Alam Ijsan
Ahad - Alam Insan

Seperti FirmanNya lagi dalam Al-Quran:
Setelah diketahui demikian maka tidaklah patut disamakan Allah Tuhan yang berkuasa
memantau tiap-tiap diri dan mengetahui apa yang telah diusahakan oleh diri-diri itu,
(dengan makhluk yang tidak bersifat demikian). Dalam pada itu, mereka yang kafir telah
menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah (hai Muhammad): "Sebutkanlah
sifat-sifat mereka (yang kamu sembah itu). Atau apakah kamu hendak memberitakan
kepada Allah apa yang tidak diketahui di bumi? Atau apakah kamu menamakannya
dengan kata-kata yang lahir (sedang pada hakikatnya tidak demikian)? Bahkan
sebenarnya telah dijadikan oleh Iblis bagi orang-orang yang kafir itu akan kekufuran dan
tipu daya mereka (terhadap Islam) dan mereka diblokir oleh hawa nafsu mereka dari jalan
yang benar dan (ingatlah) sesiapa yang disesatkan Allah (dengan pilihannya yang salah )
maka tidak ada seorang pun yang dapat memberi petunjuk. "
(Surah Al A'Rad Ayat: 33)
 

Panji Rasulullah Copyright © 2008-2009 | Edited By : Copyright Tanpa Nama