Kita mungkin telah merasa dekat dengan TUHAN, benarkah demikian ? untuk mengetahuinya tentu harus melalui ujian atau cobaan, karena dari situlah kecintaan kita kepada TUHAN dan kecintaan kita pada DUNIA bisa diukur.
CONTOH
Suatu hari sebuah keluarga tertimpa musibah, mobil kesayangannya dicuri sama maling, kesedihan yang dirasakan begitu terasa, sang suami duduk diam membisu, sedang sang istri tak henti-henti menitihkan air mata, kejadian ini juga dilaporkan mulai dari RT,RW juga Polisi, Kesedihan dia rasakan hingga berhari-hari bahkan mungkin burbulan-bulan.
MARI KITA BANDINGKAN
Ketika kita meninggalkan Ibadah kita kepada TUHAN, bukankah itu artinya kita telah kehilangan Iman ?, Ketika KIta berbuat maksiat, berbuat dosa, bukankah itu artinya kita juga telah kehilangan Iman? Lalu bagaimana sikap kebanyakan dari kita, apabila kehilangan Iman itu ? duduk merenungkah sang Bapak, menitihkan air matakah sang Ibu, Laporkah kita ke orang lain “Bahwa KIta telah kehilangan Iman” apakah kesedihan Kehilangan IMan itu juga berlangsung beberapa hari bahkan berbulan-bulan.
Pernahkah kita sadari bahwa semua harta itu adalah titipan dari Tuhan ? Jika kita sadar, kenapa kita sedih bahkan meratapi JIka titipan itu diambil oleh TUHAN, Bukankah “TUKANG PARKIR AKAN MEMPERSILAHKAN JIKA YANG PUNYA MOBIL/MOTOR AKAN MENGAMBILNYA, TUKANG PARKIR SADAR BETUL BAHWA YANG DIA MILIKI HANYALAH TITIPAN SEMENTARA”. Bukankah kita ini tukang parkir itu.
Orang yang terlalu meratapi kehilangan harta benda, juga apa yang dia sayangi adalah “BUKTI BAHWA DIA TERLALU CINTA DUNIA” dan biasanya Kecintaanya pada Dunia itu melebihi kecintaannya kepada TUHAN, Padahal semua harta benda juga nyawa yang dia miliki adalah milik TUHAN yang dititipkan kepadanya.