Pertanyaan dalam Kubur

Sesungguhnya alam kubur adalah benar adanya. Alloh berfirman, “Alloh meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan di akhirat..” (Ibrohim : 27). Setelah membawakan ayat ini di dalam kitab tafsirnya Al Imam Ibnu Katsir rohimahulloh menyebutkan sekian banyak hadits shohih yang diriwayatkan oleh para Sahabat tentang kejadian di alam kubur.

Ketegaran di dunia

Mengomentari ayat dalam surat Ibrohim di atas Syaikh As Sa’di rohimahulloh berkata di dalam kitab tafsirnya, “Alloh Ta’ala memberitakan bahwasanya Dia akan memberikan ketegaran kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, yaitu orang-orang yang melaksanakan kewajiban mereka dengan keyakinan yang sempurna di dalam hatinya, sehingga keyakinan itu menuntut dan membuahkan amal perbuatan anggota badan. Maka Alloh pun menganugerahkan keteguhan kepada mereka di dalam kehidupan dunia tatkala harus berhadapan dengan serangan syubhat (kerancuan dan keraguan) yakni dengan petunjuk (dari-Nya) supaya tetap teguh di atas keyakinan begitu pula tatkala harus berhadapan dengan godaan syahwat (keinginan berbuat keji) maka Alloh pun menganugerahkan kepadanya keinginan yang sangat kuat untuk tetap mengedepankan apa yang dicintai Alloh di atas hawa nafsu dan keinginan-keinginan pribadinya” (Taisir karimirrohman hlm. 425).

Dengan demikian orang yang tidak melaksanakan kewajiban imannya dengan sempurna tidak akan mendapatkan ketegaran yang sempurna pula ketika hidup di dunia, karena balasan itu setimpal sesaui dengan perbuatan yang dilakukan hamba.

Ketegaran di akhirat

Orang-orang yang beriman mendapatkan ketegaran tidak hanya di dunia tetapi lebih dari itu mereka juga memperoleh ketegaran di akhirat kelak. Syaikh As Sa’di melanjutkan, “Dan di akhirat (nanti) Alloh akan memberikan keteguhan kepada mereka tatkala ajal tiba yaitu dengan tetap teguh memeluk agama Islam serta husnul khotimah (akhir hidup yang baik) begitu pula ketika berada di alam kubur dapat menjawab pertanyaan dengan benar, apabila mayit itu ditanyai “Siapakah Robbmu?, Apakah agamamu?, dan Siapa Nabimu ?” saat itu Alloh menganugerahkan kepada mereka (orang yang beriman dengan benar) keteguhan dalam memberikan jawaban dengan benar, sehingga orang mu’min akan menjawab “Alloh adalah Robbku, Islam agamaku dan Muhammad adalah Nabiku” (Taisir karimirrohman hlm. 426).

Itulah tiga pertanyaan kubur yang menjadi pembeda siapakah yang beriman dan siapakah yang ragu-ragu, munafiq atau kafir. Sehingga nantinya akan tampak siapa yang disiksa dan siapa yang bahagia. Maka siapakah yang tidak takut dari adzab kubur ?

Mohonlah perlindungan dari siksa kubur !

Suatu saat tatkala mengikuti acara penguburan jenazah salah seorang sahabat Anshor Rosul mengetuk-ngetukkan tongkat kayu di atas tanah sambil mengangkat kepalanya dan bersabda, “Mintalah perlindungan kepada Alloh dari siksa kubur” beliau mengulangi ucapannya sampai 2 atau 3 kali” (HR. Ahmad). Begitu pula beliau mengajarkan kepada kita agar berlindung kepada Alloh dari adzab kubur di akhir sholat, ini semua menunjukkan bahwa adzab kubur bukan barang sepele. Lalu siapakah yang berani menjamin dirinya selamat dari siksaan itu ?!.

Mempersiapkan bekal semenjak dini

Orang beriman yang mengetahui bahwa adzab kubur iu benar, pertanyaan kubur itu benar tentunya tidak ingin dirinya termasuk orang yang tersiksa. Dia akan berusaha membentengi diri dari siksa dengan cara apa saja yang bisa ditempuhnya. Di dalam hadits tersebut kita telah mengetahui bahwa orang yang bisa sukses tatkala menghadapi pertanyaan kubur adalah orang yang keimanannya benar, yang sanggup menjawab “Alloh adalah Robbku, Islam agamaku dan Muhammad adalah Nabiku”. Ini artinya cara untuk menyelamatkan diri dari siksa kubur ialah dengan mengenal Alloh, memahami Islam dan mengenal Nabi Muhammad dengan sebenar-benarnya. Bukan sekedar menghafalkan jawabannya (“Alloh adalah Robbku, Islam agamaku dan Muhammad adalah Nabiku”) tapi harus mengimani, mengamalkan dan mendakwahkannya serta bersabar di atasnya itulah kunci kesuksesan.

Mengenal Alloh

Yang dimaksud mengenal Alloh adalah mengenali Alloh dengan keyakinan hati bahwa Dia-lah yang berhak disembah sehingga melahirkan sikap pasrah dan tunduk terhadap syari’at-Nya, menentukan keputusan sesuai dengan syari’at Rosul-Nya (lihat Syarah Tsalatsatil Ushul, Syaikh Al Utsaimin). Kebanyakan orang menganggap bahwa mengenal Alloh itu cukup dengan meyakini Dia sebagai pencipta, pemberi rizki, penguasa jagad raya dan semacamnya. Ini adalah anggapan yang sangat keliru. Karena seandainya pengetahuan itu sudah bisa menyelamatkan dari siksa, tentulah Abu Jahal dan Abu Lahab adalah orang yang selamat dari siksa karena mereka sebagaimana kaum musyrikin di jamannya meyakini bahwa Alloh-lah penguasa segalanya. Padahal Alloh Ta’ala sudah menegaskan betapa celakanya Abu Lahab dalam sebuah surat khusus di dalam Al Qur’an (yaitu surat Al Lahab).

Mengenal Rosululloh

Nabi Muhammad adalah utusan Alloh bukan pendusta, bukan tukang sihir dan bukan orang gila. Seorang utusan dari Dzat yang telah menciptakan alam semesta Dzat yang paling tahu tentang apa yang baik dan apa yang buruk bagi ciptaan-Nya, maka sudah seharusnya kita mengenali beliau, menjadikan beliau sebagai satu-satunya manusia yang tidak boleh ditolak perkataannya. Hal itu disebabkan beliau tidak berbicara menuruti kehendak hawa nafsunya tetapi beliau berbicara di bawah bimbingan wahyu dari Alloh ‘Azza wa Jalla. Sehingga beritanya kita terima dengan penuh yakin, perintahnya kita laksanakan, larangannya wajib kita tinggalkan dan kita beribadah hanya dengan cara yang diajarkannya, bukan dengan cara-cara baru yang tidak dikenal oleh agama : itulah bid’ah yang semakin ditekuni akan semakin mengundang murka, susah payah beramal tapi tidak diterima.

Mengenal Islam

Orang Islam tapi tidak kenal Islam, sungguh aneh tapi nyata. Betapa malangnya orang seperti ini, seorang penyair berkata :

Semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila,

akan tetapi si Laila tidak mengakui ucapan mereka

Ini adalah kenyataan yang kita saksikan hampir setiap hari, orang-orang yang mengaku muslim, berdakwah melalui televisi dan berbagai media dan diagungkan oleh para pengikutnya dengan julukan cendekiawan dan wali tapi ternyata tidak paham hakikat Islam. Ketahuilah saudaraku -semoga Alloh menjagamu- Islam tidak akan tegak kecuali dengan tiga pilar utama yaitu tauhid, ketaatan dan permusuhan terhadap musuh Alloh dan Rosul-Nya. Kita cintai apa yang dicintai Alloh dan Rosul-Nya dan kita benci apa yang dibenci Alloh dan Rosul-Nya. Wallohu a’lam bish showaab. (Ari Abu Mushlih).
 

Panji Rasulullah Copyright © 2008-2009 | Edited By : Copyright Tanpa Nama